Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan darah tinggi adalah suatu keadaan di mana terjadi gangguan pada sistem peredaran darah yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah systole dan diastole yang melebihi batas normal (systole >140 mmHg dan diastole >90 mmHg). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi Primer
Hipertensi primer merupakan kondisi tekanan darah tinggi yang terjadi akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Tidak terkontrolnya pola makan hingga mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, bisa menjadi pemicu terjadinya hipertensi. Begitu pula lingkungan dengan kondisi sressor yang tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan suatu kondisi di mana meningkatnya tekanan darah terjadi sebagai komplikasi akibat adanya masalah kesehatan lain yang mendahului seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Pada ibu hamil, umumnya tekanan darah meningkat saat memasuki usia kehamilan 20 minggu.
Faktor Penyebab Hipertensi
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Faktor-faktor tersebut di antaranya tidak dapat dikontrol, dan ada pula yang dapat dikontrol. Di antara faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
- Keturunan atau genetik. Sekitar 70-80% penderita hipertensi primer, ditemukan riwayat hipertensi pada anggota keluarganya.
- Jenis kelamin. Risiko hipertensi pada pria lebih tinggi dari pada wanita. Hipertensi pada wanita akan meningkat pada usia pertengahan yang berkaitan dengan masa menopause. Menopause dapat mengakibatkan tekanan darah cenderung meningkat karena menurunnya kadar esterogen.
- Usia. Hipertensi dapat terjadi pada segala usia, namun lebih sering dijumpai pada orang yang berusia di atas 35 tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon seiring dengan bertambahnya usia.
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Merokok meningkatkan tekanan darah melalui mekanisme pelepasan epinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang dipicu oleh nikotin. Hal tersebut menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras. Sedangkan konsumsi alkohol dapat merangsang hipertensi karena adanya peningkatan sintesis katekolamin dalam jumlah besar.
- Obesitas. Ketika masa tubuh semakin besar, maka semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Hal tersebut membuat volume darah yang beredar melalui pembuluh darah meningkat sehingga memberikan tekanan lebih besar pada dinding arteri.
- Konsumsi garam berlebih. Mengonsumsi garam berlebihan atau memakan makanan yang diasinkan dapat meningkatkan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah tanpa diikuti peningkatan ekskresi garam.
- Konsumsi kopi. Kopi dapat meningkatkan tekanan darah secara akut dengan cara melakukan blok terhadap reseptor vasodilatasi adenosin dan meningkatkan norepinefrin plasma.
Tanda dan Gejala Hipertensi
Gejala-gejala hipertensi yang umumnya dijumpai antara lain sakit kepala, pusing, mudah marah, telinga berdenging, sulit tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang. Meskipun gejala-gejala tersebut adalah yang sering dijumpai pada penderita hipertensi, namun pada penderita hipertensi berat atau hipertensi yang menahun bisa timbul gejala-gejala tambahan. Gejala yang dialami oleh penderita hipertensi berat adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak napas
- Napas pendek
- Gelisah
- Pandangan kabur
- Mata berkunang-kunang
- Mudah marah
- Telinga berdengung
- Sulit tidur
- Rasa berat di tengkuk
- Nyeri bagian belakang kepala
- Nyeri di dada
- Otot lemah
- Pembengkakan di kaki dan pergelangan tangan
- Keringat berlebih
- Kulit tampak pucat dan kemerahan
- Denyut jantung yang kuat, cepat, dan tidak teratur
- Impotensi
- Darah pada urine
Meskipun hipertensi terlihat remeh,
namun hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal, stroke,
dan bahkan gagal jantung. Dengan demikian, penting bagi kita untuk
menghindari atau melakukan tindakan pencegahan terhadap hipertensi. Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi adalah dengan cara melakukan diet hipertensi.
Comments
Post a Comment