Apa Itu ADHD?

Designed by vectorjuice / Freepik

Apa itu ADHD?

    Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD merupakan gangguan mental pada anak yang dapat mengakibatkan anak mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya, bermasalah dalam pengendalian emosi dan perilaku, serta aktifitas yang berlebihan atau hiperaktif. Ada dugaan bahwa ADHD dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, meskipun hingga saat ini, belum ada kepastian terkait penyebab terjadinya ADHD. ADHD dinilai memiliki kaitan yang erat dengan gangguan pada gelombang otak.

    Biasanya gejala ADHD mulai muncul sejak anak berusia 3 tahun, dan umumnya ADHD muncul pada anak dengan usia di bawah 12 tahun. Meskipun begitu, ADHD yang dialami anak dapat terbawa hingga anak tersebut beranjak dewasa. Anak yang mengalami ADHD cenderung menunjukkan beberapa gejala seperti kurangnya konsentrasi, perilaku yang impulsif, serta aktifitas yang berlebih. Hal tersebut tentunya dapat menyebabkan ketidakseimbangan pada kehidupan sehari-hari mereka, seperti kesulitan dalam belajar atau kesulitan dalam berinteraksi sosial.

Klasifikasi ADHD

    ADHD sering diidentikkan dengan aktifitas yang berlebihan pada anak. Meskipun hal tersebut tidak dapat disalahkan, namun sebenarnya ADHD dapat diklasifikasikan ke dalam 3 sub-tipe sebagai berikut:

  • Dominan hiperaktif-impulsif. Tipe ini biasanya muncul dengan masalah hiperaktifitas bersamaan dengan perilaku impulsif.
  • Dominan inatentif. Tipe ini memiliki ciri sulit untuk menaruh perhatian penuh pada satu hal dalam satu waktu. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung tidak bisa memperhatikan dengan baik.
  • Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif. Tipe ini menunjukkan ciri hiperaktif, impulsif, serta inatentif.

Gejala ADHD

Inatentif

    Anak dengan ADHD menunjukkan kesulitan dalam memusatkan perhatian dibandingkan dengan anak yang seumuran dengannya. Hal yang dapat diamati dari gejala inatentif antara lain: melamun, kurang konsentrasi, sering kehilangan barang-barang untuk mengerjakan tugas (pensil, penghapus), perhatiannya mudah teralihkan, lambat dalam menyelesaikan tugas, tidak teliti, serta mudah beralih dari satu aktifitas ke aktifitas yang lain.

    Pemusatan perhatian adalah suatu kondisi mental yang berupa kewaspadaan penuh (alertness), sangat berminat (arousal), mempertahankan perhatian (sustained attention), dan rentang perhatian (attention span). Individu dengan gangguan pemusatan perhatian menunjukkan kesulitan dalam kemampuan-kemampuan tersebut. Akan tetapi keunikannya adalah mereka mampu mempertahankan perhatian (sangat fokus) apabila mengerjakan hal-hal yang diminatinya. Hal ini merupakan potensi yang baik bagi anak dengan ADHD, sering disebut sebagai selective inattention.

Hiperaktif-Impulsif

    Hiperaktif sering ditandai dengan ketidaktenangan dan banyak bicara. Pada usia anak, sering didapati mereka terlihat tidak dapat duduk diam, banyak bicara, memotong pembicaraan, berlari-lari dan memanjat berlebihan, berjalan-jalan, dan banyak mengobrol dengan teman di dalam kelas. Gejala hiperaktif biasanya diiringi dengan perilaku impulsif.

    Perilaku impulsif adalah ketidakmampuan seseorang dalam menghambat tingkah lakunya ketika merespon rangsangan dari luar dirinya. Perilaku impulsif biasanya tergambarkan dengan ketidaksabaran, sulit menunggu giliran, mengganggu anak lain (usil), terlalu cepat memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai ditanyakan, serta melakukan sesuatu tanpa dipikirkan dahulu. Disebabkan oleh perilaku impulsif tersebut, anak dengan ADHD sering melakukan kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi, cepat bosan, serta berbicara ceplas-ceplos tanpa menghiraukan perasaan orang lain. Mereka sering dianggap kurang bertanggung jawab, tidak dapat mengendalikan diri, mementingkan diri sendiri, malas, tidak sopan, dan nakal, sehingga sering mendapatkan hukuman, kritikan, teguran, dan bahkan tidak disukai oleh teman-temannya.

     Anak dengan ADHD dapat tertinggal satu atau dua tahun dalam perkembangan sosial mereka. Keterlambatan perkembangan sosial yang dialami anak dengan ADHD berhubungan dengan ketidakmampuan anak dalam menangkap isyarat-isyarat sosial dan pesan-pesan non-verbal yang ada pada konteks-konteks sosial. Anak dengan ADHD cenderung memiliki sedikit pilihan respon untuk menghadapi situasi sosial, biasanya akan muncul pada pertengahan masa kanak-kanak akibat rendahnya keterampilan sosial yang dimiliki anak dengan ADHD. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya deteksi dini untuk mengetahui apakah anak mengalami ADHD atau tidak, sehingga orang tua atau guru dapat memberikan pendidikan khusus bagi anak tersebut dan tidak menyamakannya dengan anak-anak yang lain yang seumuran dengannya.

Comments