Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia (SPPAHI)

    

Image by jcomp on Freepik

    Skala ini dikembangkan oleh Dr. dr. Dwidjo Saputro, Sp.KJ di Indonesia pada tahun 2004. SPPAHI dapat digunakan sebagai alternatif instrumen deteksi dini di samping skala yang lain.

Petunjuk pengisian:

    Di bawah ini terdapat butir-butir masalah perilaku pada anak. Silahkan mengisi tiap butir sesuai dengan perilaku anak/murid dalam 6 bulan terakhir. Pada tiap butir, tanyakan pada diri anda "Seberapa sering masalah ini terjadi dalam 6 bulan terakhir?", kemudian beri tanda (x) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan perilaku anak/murid.



Tidak sama sekali /
sangat jarang
(1)
Kadang-kadang
(2)
Sering
(3)
Sangat sering /
selalu
(4)
1.Sering sulit mempertahankan perhatian pada waktu melaksanakan tugas atau kegiatan bermain



2.Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada situasi yang tidak sesuai untuk hal tersebut



3.Gagal menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai



4.Gagal memberi perhatian kepada hal-hal kecil atau ceroboh dalam menyelesaikan tugas sekolah



5.Sering seolah-olah tidak memperhatikan orang pada waktu diajak berbicara



6.Sering lambat dalam menyelesaikan tugas di sekolah (mencatat, menyalin, mengerjakan soal)



7.Kemampuan sosialisasi buruk



8.Sering lupa tentang segala sesuatu yang telah dipelajari



9.Menghindari, enggan atau mengalami kesulitan melaksanakan tugas-tugas yang membutuhkan ketekunan yang berkesinambungan



10.Membutuhkan bimbingan penuh untuk dapat menyelesaikan tugas



11.Mengalami kesulitan bermain atau melaksanakan kegiatan dengan tenang di waktu senggang



12.Mudah terangsang dan impulsif (bertindak tanpa berpikir)



13.Sering melontarkan jawaban secara terburu-buru terhadap pertanyaan yang belum selesai ditanyakan



14.Meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain di mana diharapkan untuk tetap duduk diam



15.Mengalami kesulitan untuk mengantri atau menunggu giliran dalam bermain atau situasi kelompok



16.Sering perhatiannya mudah terpecah atau terbagi



17.Mudah tersinggung oleh orang lain



18.Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik tanpa bantuan orang lain



19.Tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktunya



20.Tidak dapat mengikuti perintah secara berurutan




21.Perhatiannya mudah beralih ketika diberi petunjuk untuk mengerjakan sesuatu



22.Perhatiannya sering mudah dialihkan oleh rangsangan dari luar



23.Sering ceroboh atau tidak teliti dalam menyelesaikan tugas



24.Tidak pernah bisa diam, tidak mengenal lelah



25.Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas



26.Sering seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak berbicara secara langsung



27.Sering gagal dalam menyelesaikan tugas



28.Selalu dalam keadaan "siap gerak" atau aktifitasnya seperti digerakkan oleh mesin



29.Sulit dikendalikan pada saat berada di Mall atau sedang berbelanja



30.Sering menyela atau memaksakan diri terhadap orang lain (misalnya memotong, menyela percakapan atau mengganggu permainan)



31.Sering usil, mengganggu anak lain di dalam kelas



32.Terlalu aktif atau aktifitas berlebihan



33.Tidak mampu mengikuti petunjuk dan gagal menyelesaikan tugas sekolah (tidak disebabkan oleh tingkah laku/sikap menentang atau kegagalan untuk memahami petunjuk)



34.Tidak bisa duduk diam (kaki dan tangannya tidak bisa diam atau selalu bergerak)



35.Sering "bengong", pada waktu melaksanakan tugas



Penilaian SPPAHI:

  • Jawaban setiap butir diberi nilai 0-3
  • Nilai 0 = jawaban pada kolom 1 (Tidak sama sekali / sangat jarang)
  • Nilai 1 = jawaban pada kolom 2 (Kadang-kadang)
  • Nilai 2 = jawaban pada kolom 3 (Sering)
  • Nilai 3 = jawaban pada kolom 4 (Selalu / sangat sering)

Cut-off Score:

  • Bila yang menilai orang tua >30
  • Bila yang menilai guru >29
  • Bila yang menilai dokter >22
    Anak dengan skor SPPAHI lebih besar dari cut-off score dinyatakan berisiko tinggi mengalami ADHD. Anak yang berisiko tinggi dianjurkan untuk segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan prosedur pemeriksaan anak dengan ADHD

Comments